Teori sistem merupakan teori yang
digagas oleh Georg Hegel. Hegel mengadopsi pendekatan biologi Ludwig bon
Bertlanffy (1940-1950an). Pendekatan biologi ini berbicara tentang pentingnya
hubungan elemen-elemen atau organ-organ dalam tubuh. Elemen-elemen ini saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya. Misal jika kita tersandung dan jatuh sehingga kaki kita
terluka, secara otomatis mata akan menangis dan mulut akan mengeluh kesakitan.
Bahkan kadang kita rasakan jantung berdetak lebih kecang dan nafas kita jadi
terengah-engah. Setiap elemen dalam tubuh tidak dapat bekerja sendiri tanpa
melibatkan elemen lain.
Teori sistem mengadopsi
pendekatan biologis ini pada sebuah tubuh yang bernama sistem sosial. Sistem
sosial merupakan tatanan yang ada dalam lingkungan sosial masyarakat.
Masyarakat merupakan kumpulan dari individu-individu yang tinggal di suatu
tempat dan memiliki kesamaan tertentu. Individu dalam masyarakat merupakan
elemen-elemen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi,
Asumsi dasar teori sistem
adalah bahwa setiap elemen dalam masyarakat saling terhubung dan saling
bergantung satu dengan yang lain. Manusia membutuhkan interaksi (hubungan)
dengan manusia lain. Hal ini merupakan sifat dasar manusia menurut teori
sistem.
Dalam cakupan yang lebih kecil,
organisasi merupakan salah satu bentuk sistem. Dalam organsiasi terdapat
elemen-elemen yang memiliki tugas masing-masing. Tetapi, elemen-elemen ini
tidak serta merta bekerja sendiri-sendiri, melainkan saling membantu dan
berhubungan satu dengan yang lain.
§ Boundary spanning
Dalam sebuah organisasi
boundary spanning merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan
informasi tentang organisasi kepada publik. Muhammad (2005, h. 128) menjelaskan
bahwa boundary spanning adalah “tingkatan dimana para anggota tim melakukan
komunikasi dengan pihak luar tim”. Pada sebuah organisasi, “pihak luar tim”
berarti publik di luar struktur organisasi. Kegiatan ini dilakukan agar tidak
terjadi salah paham antara organisasi dengan publik mengenai isu-isu yang tengah
beredar mengenai organisasi.
Tujuan boundary spanning
adalah membangun sistem komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik.
Hal ini akan membuat publik tidak merasa dikucilkan dan meminimalisir
tindakan-tindakan publik yang akan merugikan organisasi. Komunikasi dua arah
akan mempermudah organisasi dalam membuat suatu keputusan agar dapat mewadahi
keinginan dan kebutuhan publiknya.
§ Kaitan Teori Sistem dengan Fungsi
Boundary Spanning pada Praktik Public Relations
PR merupakan “darah” dalam
sebuah tubuh bernama organisasi. Organisasi merupakan sebuah bentuk sistem yang
memiliki elemen-elemen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. PR
menjadi penghubung tiap-tiap elemen agar tercipta keselarasan dan keharmonisan.
Tanpa PR (darah) sebuah organisasi (tubuh) akan mati karena tiap-tiab elemennya
tidak dapat berfungsi dengan baik.
Selain sebagai penghubung
antar elemen dalam organisasi, PR juga memiliki peran sebagai boundary spanning
yang menghubungkan organisasi dengan publik agar tidak terjadi salah paham
mengenai sebuah informasi ataupun isu. Dari penjelasan ini dapat kita tarik
benang merah bahwa sistem organisasi bukan hanya susunan struktur di dalam
organisasi yang harus diperhatikan oleh PR. Namun, PR juga harus memperhatikan
sistem lain bernama “publik” yang berada di luar organisasi namun memiliki
konsentrasi khusus terhadap isu-isu yang beredar mengenai organisasi.
Organisasi dan publik itu tergabung
menjadi sebuah sistem tersendiri. Keduanya harus memiliki hubungan dan
komunikasi yang baik agar tercipta keselarasan dan harmonisasi dalam hubungan
keduanya. Hal ini menjadi tugas besar bagi PR karena publik yang harus PR
perhatikan bukan hanya publik internal (dalam organisasi) melainkan juga publik
eksternal (di luar struktur organisasi).
No comments:
Post a Comment